Para ilmuwan akhirnya berhasil mengungkap salah satu misteri terbesar dalam dunia arsitektur: mengapa beton Romawi kuno bisa bertahan lebih dari 2.000 tahun.
Hasil penelitian terbaru mengonfirmasi bahwa ketahanan luar biasa ini berasal dari kombinasi bahan dan teknik pencampuran unik, termasuk penggunaan abu vulkanik (pozzolana) dan kapur cepat (quicklime) melalui proses yang disebut hot mixing.
Berbeda dengan beton modern yang biasanya menggunakan semen Portland dan memiliki masa pakai antara 75 hingga 100 tahun, beton Romawi menunjukkan ketahanan jangka panjang, bahkan di lingkungan ekstrem seperti laut.
Mengutip IFLScience, Rabu (21/5), proses hot mixing yang dilakukan bangsa Romawi menciptakan partikel kapur yang tidak sepenuhnya bereaksi saat pengecoran.
Ketika struktur mengalami retakan dan air masuk, partikel ini akan bereaksi membentuk kristal kalsit yang mengisi celah tersebut, memungkinkan beton “menyembuhkan dirinya sendiri”.
Penemuan ini memberi implikasi besar bagi industri konstruksi modern. Dengan meniru pendekatan kuno ini, para insinyur berpotensi mengembangkan material bangunan yang lebih ramah lingkungan, tahan lama, dan lebih efisien untuk jangka panjang.
Penelitian ini dianggap sebagai lompatan penting dalam upaya menciptakan infrastruktur yang mampu bertahan selama berabad-abadS
Source : merdeka.com